Pengertian Manajemen proyek
Pengertian manajemen
•
Kata manajemen berasal dari bahasa
Perancis kuno “management”, yang memiliki arti "seni melaksanakan dan
mengatur”. Pengertian manajemen adalah proses merencanakan, mengatur, memimpin,
mengendalikan suatu pekerjaan atau pekerja untuk mencapai suatu tujuan tertentu
dalam jangka waktu tertentu pula.
Pengertian proyek
•
Pengertian proyek adalah sebuah kegiatan
pekerjaan yang dilaksanakan atas dasar permintaan dari seorang pebisnis atau
pemilik pekerjaan yang ingin mencapai suatu tujuan tertentu dan dilaksanakan oleh pelaksana pekerjaan
sesuai dengan keinginan dari pada pebisnis atau pemilik proyek dan spesifikasi
yang ada.
I.I Pengertian
manajemen proyek menurut para ahli
Pengertian manajemen
proyek menurut H. Kerzner : Manajemen proyek adalah merencanakan, menyusun
organisasi, memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai
sasaran jangka pendek yang telah ditentukan.
Pengertian manajemen
proyek menurut Hughes dan Cotteral (2002;8-9) manajemen proyek adalah suatu
cara untuk menyelesaikan masalah yang harus dipaparkan oleh user, kebutuhan
user harus terlihat jelas dan harus terjadi komunikasi yang baik agar kebutuhan
user bisa diketahui.
Pengertian manajemen
proyek menurut PMBOK (Project Management Body of Knowledge) dalam buku Budi
Santoso (2009:3) manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges),
ktrampilan (skills), alat (tools) dan teknik (techniques) dalam
aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek.
Pengertian manajemen
proyek menurut Schawalbe (2004;8) manajemen proyek merupakan aplikasi dari ilmu
pengetahuan, skill, tools, dan teknik untuk aktifitas suatu proyek dengan
maksud memenuhi atau melampaui kebutuhan stakeholder dan harapan dari sebuah
proyek.
Pengertian manajemen
proyek menurut Wulfram I. Ervianto (2003:19) Manajemen proyek adalah semua
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal
(gagasan) samapi selesainya proyek untuk menjamin biaya proyek dilaksanakan
tepat waktu, tepat biaya, dan tepat mutu.
Pengertian manajemen
proyek menurut Chase, Aquilano, Jacobs (2001;58) Manajemen proyek dapat
didefinisikan sebagai perencanaan, pengarahan, dan pengaturan sumber daya
(manusia, peralatan, bahan baku) untuk mempertemukan bagian teknik, biaya dan
waktu suatu proyek.
Manajemen proyek
merupakan suatu usaha merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengendalikan
dan mengawasi sumber daya organisasi
yang dimiliki perusahaan sehingga mencapai sasaran dan tujuan dalam jangka
waktu yang telah ditentukan.
II.
Ruang Lingkup Manajemen Proyek
Salah satu kompetensi
yang harus dimiliki oleh seorang manajer proyek handal adalah kemampuan dalam
melakukan manajemen ruang lingkup proyek. Dalam hal ini, seorang manajer proyek
harus mampu memastikan bahwa seluruh aktivitas yang dilakukan dalam proyek
adalah aktivitas yang berhubungan dengan proyek dan aktivitas tersebut telah
memenuhi kebutuhan proyek. Dengan kata lain, manajemen ruang lingkup proyek
memiliki fungsi untuk mendefinisikan serta mengendalikan aktivitas-aktivitas
apa yang bisa dilakukan dan aktivitas-aktivitas apa saja yang tidak boleh
dilakukan dalam menyelesaikan suatu proyek
1. Menentukan waktu
proyek dimulai.
2. Perencanaan lingkup proyek yang akan
dikerjakan. Pada tahap ini, manajer proyek akan mendokumentasikan bagaimana
ruang lingkup proyek akan didefinisikan, diverifikasi, dikontrol dan menentukan
bagaimana WBS akan dibuat serta merencanakan bagaimana mengendalikan perubahan
akan ruang lingkup proyek.
3. Pendefinisian ruang lingkup proyek. Pada
tahap ini, ruang lingkup proyek akan didefinisikan secara terperinci sebagai
landasan untuk pengambilan keputusan proyek dimasa depan
4. verifikasi (pemeriksaan dan pengkajian
ulang) proyek serta kontrol atas perubahan yang mungkin terjadi saat proyek
tersebut dimulai. Tahap ini merupakan tahap dimana final project scope
statement diserahkan kepada stakeholder untuk diverifikasi.
5. Melakukan kontrol
terhadap ruang lingkup proyek. Dalam pelaksanaan proyek, tidak jarang ruang
lingkup proyek mengalami perubahan. Untuk itu, perlu dilakukannya kontrol
terhadap perubahan ruang lingkup proyek. Perubahan yang tidak terkendali, akan
mengakibatkan meluasnya ruang lingkup proyek.
III. Macam-Macam Proyek
Dilihat dari komponen
kegiatannya, proyek dapat dibedakan menjadi :
1. Proyek
Engineering-Konstruksi
Komponen kegiatan utama jenis proyek ini
terdiri dari pengkajian kelayakan, desain engineering, pengadaan, dan
konstruksi. Proyek seperti ini contohnya pembangunan gedung, jembatan, jalan
raya, fasilitas industri dan lain-lain.
2. Proyek
Engineering-Manufaktur
Proyek manufaktur merupakan proses untuk
menghasilkan produk baru. Jadi produk tersebut adalah hasil usaha kegiatan
proyek. Kegiatan utamanya meliputi desain engineering, pengembangan produk
(product development), manufaktur, perakitan, uji coba fungsi dan operasi
produk yang dihasilkan. Contohnya seperti pembuatan generator listrik, mesin
pabrik, kendaraan. Bila kegiatan manufaktur dilakukan berulang-ulang, rutin dan
menghasilkan produk yang sama dengan terdahulu, maka kegiatan ini tidak lagi
diklasifikasikan sebagai proyek.
3. Proyek
Penelitian dan Pengembangan
Proyek ini bertujuan melakukan
penelitian dan pengembangan dalam rangka menghasilkan suatu produk tertentu.
Dalam mengejar proses akhir, proyek ini seringkali menempuh proses yang
berubah-ubah, demikian pula dengan lingkup kerjanya. Proyek ini dapat berupa
proyek yang meningkatkan dan memperbaiki mutu produk. Contoh : Proyek membuat
robot yang difungsikan untuk membantu pekerjaan rumah tangga, penelitian
mengenai ditemukannya bibit unggul dari suatu tanaman.
4. Proyek
Pelayanan Manajemen
Proyek ini sering muncul dalam
perusahaan maupun instansi pemerintah. Proyek ini bisa berupa : perusahaan
merancang reorganisasi, ,perancangan struktur organisasi, merancang sistem
informasi manajemen, meliputi perangkat lunak ataupun perangkat keras,
merancang program efisiensi dan penghematan, serta melakukan diversifikasi, penggabungan
dan pengambil alihan.
5. Proyek
kapital
Kegiatan yang dilakukan dalam proyek ini
biasanya digunakan oleh sebuah badan usaha atau pemerintah. Proyek ini biasanya
berupa pengeluaran biaya untuk pembebasan tanah, pembelian materiil, pembelian
peralatan, pemasangan fasilitas, desain mesin dan konstruksi guna pembangunan
instalasi pabrik/gedung baru.
Pada kenyataan yang sesungguhnya tidak mudah
memilah-milah macam proyek berdasarkan criteria diatas karena seringkali satu
proyek mengandung macam-macam komponen kegiatan dengan bobot(harga, atau jam,
orang) yang tidak jauh berbeda. Sebagai contoh, proyek instalasi pembangkit
listrik tenaga uap (PLTU). Dari segi pembangunannya dapat digolongkan sebagai
proyek engineering-konstruksi. Namun bila dilihat komponen utamanya seperti ketel
uap, generator listrik, turbin uap, dan peralatan lainnya yang semuanya
melibatkan engineering-manufaktur, maka secara keseluruhan kegiatan manufaktur
akan memiliki bobot(biaya) tidak jauh berbeda dari kegiatan konstruksi, bahkan
mungkin lebih. Atas dasar itulah pengelompokan seperti diatas tidak boleh
diartikan secara sempit karena memang tidak terdapat batas yang jelas, tetapi
hendaknya dilihat dari komponen kegiatan yang diperkkirakan memiliki bobot
terbesar.
IV.
Timbulnya Suatu Proyek
Timbulnya suatu proyek
dapat berasal dari hal berikut:
1.
Rencana pemerintah
Tujuannya
dititikberatkan pada kepentingan umum dan masyarakat, contohnya proyek
pembangunan prasarana seperti jalan, jembatan, saluran irigasi, bendungan,
lapangan terbang dan lain-lain.
2.
Permintaan pasar
Hal
ini terjadi bila suatu ketika pasar memerlukan kenaikan suatu macam produk
dalam jumlah besar. Permintaan ini dipenuhi dengan jalan membangun sarana
produksi baru.
3.
Dari dalam perusahaan yang bersangkutan
Hal
ini dimulai dengan adanya desakan keperluan dan setelah dikaji dari segala
aspek menghasilkan keputusan untuk merealisasikannya menjadi proyek. Misalnya
proyek yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi kerja dan memperbarui
perangkat dan system kerja lama agar lebih mampu bersaing.
4.
Dari Kegiatan Penelitian dan Pengembangan
Dari
kegiatan tersebut dihasilkan produk baru yang diperkirakan akan banyak manfaat
dan peminatnya, sehingga mendorong dibangunnya fasilitas produksi. Misalnya,
komoditi obat-obatan dan bahan kimia yang lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar